ANALISIS EDITING FILM MEMENTO
"20 Menit Awal"
Materi Pengeditan & Efek Visual
Oleh:
Abdi Sanjaya
004135602653083
absday.coy@gmail.com
Surya University
Faculty of Green Economy & Digital Communication
Memento
adalah sebuah film yang dirilis pada tahun 2000 oleh Christopher Nolan. Film
ini menceritakan tentang seorang pria yang menderita anterograde amnesia sehingga ia tidak bisa mengingat lebih lama
atau ingatannya pendek. Seorang pria yang bernama Leonard Shelby (yang
diperankan oleh Guy Pearce) ini berusaha untuk menemukan pembunuh istrinya
dengan tato serta catatan-catatan yang dibuatnya untuk mengingat dan memecahkan
teka teki atas pembunuhan tersebut.
Film
Memento pada dasarnya memang
membingungkan saat ditonton, sebab penempatan alur dan scene-nya tidak beraturan. Film Memento
menggunakan alur maju mundur dan banyak flashback
dalam beberapa adegan. Informasi maupun pesan yang disampaikan dari film
tersebut seakan memaksa penonton untuk tetap berkonsentrasi menontonnya. Namun,
meskipun demikian film ini tetap mempertahankan isi cerita meskipun ada
beberapa adegan yang berulang-ulang. Jika dilihat dari sisi sinematografinya,
film Memento membagi cerita
berdasarkan latar berwarna dan latar hitam putih di beberapa scene.
Latar
hitam putih menceritakan urutan kronologis pencarian Leonard dengan alur maju.
Sedangkan letar berwarna menandakan pencarian Leonard dengan alur mundur. Latar
hitam putih dan berwarna ini akan saling bergantian muncul di beberapa
adegannya. Selain itu, dalam film Memento
terdapat mikrokosme. Untuk melihat mikrokosme dalam film Memento maka dapat dilihat dari elemen-elemen terpenting yang
membangun sebuah film, yaitu naratif, mise
en scene, sinematografi, editing,
dan sound.
1.
Struktur
Naratif
Film
Memento termasuk ke dalam art cinema narration, sebab film ini
tidak menggunakan pola tiga babak seperti dalam struktur film lainnya, yaitu
pengenalan tokoh, konflik, dan penyelesaian. Sangat jelas sekali film ini tidak
berurutan alurnya. Alur yang tidak berurutan tersebut dibuat agar berhubungan
dengan cerita yang mana pemeran utamalah yang menggerakkan cerita.
Tokoh
utama yang mengalami ingatan jangka pendek ini mengalami kesulitan untuk
mencari orang yang membunuh istrinya. Oleh karena itulah dibuat scene hitam putih dan scene berwarna.
2.
Mise
en scene
Mise en scene
dalam film mencakup kostum, setting,
lighting, dan karakter tokoh. Dalam film Memento, kostum yang digunakan para tokoh jelas berbeda. Setiap tokoh
dalam film ini menjelaskan kelas mereka masing-masing. Contohnya saja pada
kostum leonard yang selalu berpakaian rapi memakai jas berbeda dengan kostum
Teddy yang kostum biasa. Terlihat sekali bahwa Leonard menunjukan orang yang
derajatnya lebih tinggi dari Teddy.
Ket.
Perbandingan kostum Leonard & Teddy
Setting
tempat menunjukkan suasana dan menjadi bagian penting dalam film. Setting tempat juga memperlihatkan agar
film tersebut terkesan natural
seperti keadaan nyata. Dikarnakan alur film Memento
maju mundur dan kebanyakan flash back,
maka setting tempat dalam film ini tidak banyak dan menggunakan beberapa lokasi
saja. Bahkan pada 20 menit pertama film kebanyakan setting di indoor atau
dalam ruangan.
Lighting
juga menjadi peranan yang sangat penting dalam film. Di film Memento mungkin tidak menggunakan lighting tambahan saat adegan outdoor,
meskipun menggunakan cahaya tambahan di indoor,
mungkin hanya sedikit lampu lighting
yang digunakan.
Ket.
Setting tempat (outdoor)
tidak/sedikit menggunakan lighting
Begitupun
dengan adegan indoor, suasana ruang
yang gelap membutuhkan lighting tambahan agar kualitas gambar yang direkam
terlihat bagus. Misalnya pada adegan Leonard berada dalam kamar yang cahayanya
remang-remang. Posisi lighting sangat
berperan untuk memberikan penerangan tambahan agar shot yang terkam terlihat jelas.
Ket.
Lighting tambahan saat adegan indoor
Selain
kostum, setting, dan lighting, karakter tokoh adalah bagian
utama untuk membangun cerita dalam film. Karakter Leonard yang diperankan oleh
Guy Pearce benar-benar menghayati karakternya. Karakter Leonard yang terlihat
seperti orang bodoh benar-benar dihayati oleh Guy Pearce, sehingga peran yang
ia perankan terlihat alami dan bukan dibuat-buat.
3.
Sinematografi
Sinematografi
dalam film dapat meliputi fotografi, framing,
dan kualitas kamera. Teknik pengambilan gambar dalam film Memento cukup diacungi jempol. Pengambilan gambar yang dilakukan
mungkin tidak mudah karna film ini tidak beraturan shot-nya. Begitupun dengan framing.
Di 20 menit pertama pada film Memento,
Pengambilan gambar yang dilakukan banyak yang Medium Shot dan Selebihnya adalah Close Up.
Kualitas kamera juga mendukung film ini.
Kamera yang bagus akan menghasilkan kualitas gambar pula. Dikarnakan film Memento rilis pada tahun 2000, maka
kamera yang digunakan sudah canggih dengan alat-alat yang lengkap lainnya.
4.
Editing
Film
Memento menggunakan konsep continuity editing dengan susunan cerita
yang tidak beraturan dan tidak jelas urutan waktunya. Namun, meskipun film ini
sdikit membingungkan dan tidak beraturan alurnya, penonton dapat menarik
kesimpulan atas isi cerita dalam film ini.
Tidak
hanya menggunakan konsep continuity
editing saja, film Memento juga
menggunakan konsep editing classical
cutting, yang mana pemotongan tiap scene-nya
bertujuan untuk menguatkan efek dramatis film. Misalnya dapat dilihat pada
adegan Full Shot Leonard dan Teddy
sedang berjalan sambil berbicara, lalu dari Full
Shot tersebut cut to shot ke arah
Teddy dengan pengambilan gambar Close Up.
Ket. Full Shot Teddy & Leonard berbicara
Ket. Close Up Teddy melanjutkan pembicaraan
Di era lumiere, bentuk shot maupun pengambilan gambar seperti
adegan diatas tidak ada, karna pada masa itu pengambilan dan pemotongan gambar
cukup sederhana, yaitu hanya menyambung dari scene satu ke scene
lainnya dan bertujuan utuk mendapatkan shot
yang terbaik. Dalam editing juga
terdapat empat dimensi editing, yaitu dimensi grafis, spasial, temporal, serta
ritmis.
a. Dimensi
Grafis
Gaya
cerita yang tidak berurutan dari film Memento
ini dapat dibedakan shot kejadian
antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lainnya dan dapat dibedakan pula
perubahan alurnya, baik alur maju maupun alur mundur. Hal ini dapat dilihat
dari elemen grafis yang melingkupi mise
en scene dan sinematografinya. Mise
en scene terdiri dari lighting,
setting, kostum, dan karakter tokoh, sedangkan sinematografi terdiri dari
fotografi, framing, dan kualitas
kamera. Contoh yang terlihat jelas dari dimensi grafis adalah pada adegan di
mana adegan berwarna berganti dengan adegan hitam putih.
Ket. Adegan berwarna
Ket.
Adegan hitam putih
Namun,
perpindahan adegan tersebut bukanlah perpindahan adegan biasa, melainkan
terdapat point of view-nya yang mana
pada adegan berwarna saat Leonard muncul, focus penonton ke sebelah kiri. Kemudian
adegan pindah ke scene hitam putih
dan menampilkan Leonard kembali di posisi sebelah kiri. Dengan demikian secara
tidak sadar poin of view penonton
tetap focus memandang kesebelah kiri meskipun ada perpindahan adegan berwarna
dan adegan hitam putih. Hal tersebut dilakukan oleh pembuat film agar penonton
berfokus ke satu titik pandang dan mendapatkan kenyamanan saat menonton.
b. Dimensi
Spasial
Dalam
film Memento, shot-shot yang ditunjukkan sangat padat dan cenderung Close Up menuju kearah shot luas. Bentuk pengambilan gambar
seperti ini banyak dilakukan oleh sutradara untuk menghasilkan adegan yang
terkesan misteri. Terkadang, shot
yang dilakukan tidak menampilkan wajah si tokoh, melainkan anggota tubuh si
tokoh, misalnya hanya shot tangan saja, mulut, langkah kaki, atau Extreme Close Up mata si tokoh. Shot maupun pengambilan gambar seperti
ini menciptakan imajinasi penonton dan meningkatkan rasa ingin tahu penonton
apa yang dilakukan oleh tokoh dalam film tersebut.
Ket. Shot padat dengan pengambilan gambar Exreme Close Up
Setelah
pengambilan shot padat, kemudian
beralih ke shot luas yang mana pada
adegan shot luas menunjukkan sisi
ruang.
Sebagai contoh di
adegan Leonard mengambil kunci dengan pengambilan gambar sangat padat atau Extreme Close Up. Pada adegan tersebut
penonton akan berfikir kunci apa yang di ambil Leonard.
Ket. Tampak tangan Leonard mengambil
kunci
Lalu
adegan berpindah ke shot luas dan
menunjukkan Leonard berada di ruangan. Namun penonton belum mengatahui ruangan
apa yang ditempati Leonard. Misalnya pada shot
berikut dengan pengambilan gambar yang masih Close Up.
Ket. Leonard berada di ruangan, namun
ruangannya belum jelas
Setelah
menunjukkan shot Close Up wajah
Leonard, teknik selanjutnya yaitu pengambilan gambar lemari dan kipas angin.
Pengambilan gambar masih padat dan hanya menampilkan property yang ada di ruangan tersebut.
Ket. Shot lemari dan kipas yang menunjukkan property di ruangan tersebut
Setelah
menunjukkan shot tersebut, pengambilan gambar diperjelas dengan menampilkan shot yang sangat luas. Penonton akan
sadar dan mengetahui ternyata Leonard berada di dalam kamar. Selain itu
penonton akan mengetahui kunci yang diambil Leonard sebenarnya adalah kunci
kamar.
Ket. Tampak leonard berada di dalam
kamar
Dari
shot padat ke luas tersebut akhirnya
membuka misteri dalam adegan dan membuka pikiran penonton atas adegan yang
berlaku dalam film, salah satunya adalah film Memento.
c. Dimensi
Temporal
Selanjutnya
adalah dimensi temporal. Dalam film Memento
sangat jelas dimensi temporalnya, yaitu ketika shot pertama yang menunjukkan tangan memegang foto polaroid. Tangan itu kemudian mengibaskan
foto. Namun, dalam film Memento,
ketika foto polaroid dikibaskan,
semakin lama gambar yang ada di foto tersebut menghilang.
Ket. Semakin lama gambar di foto polaroid semakin menghilang
Padahal
di kejadian sebenarnya, apabila foto polaroid
dikibaskan, maka gambar yang ada difoto semakin lama semakin jelas. Tetapi di
film Memento tidak seperti itu,
melainkan kebalikannya. Dari shot tersebut
terlihat ada makna simboliknya. Apabila ditafsirkan, dari foto yang di kibaskan
semakin lama semakin menghilang itu menjelaskan bahwa film Memento menggunakan alur cerita terbalik atau alur mundur.
Film ini juga
menunjukkan sisi twist nya. Pada
adegan pertama film, foto yang ditunjukkan adalah gambar dinding penuh dengan
bercak darah.
Ket. Gambar bercak darah di foto
Awalnya,
Penonton mungkin akan mengira bahwa foto tersebut adalah milik wartawan. Atau
bisa dikatakan wartawan sedang memotret sisa kejadian pembunuhan ditempat
kejadian pelaku.
Ket. Leonard memotret hasil kejadian
pembunuhan
Namun,
ternyata ketika perpindahan ke adegan selanjutnya, penonton dikejutkan oleh
suatu kejadian yang mana si tokoh utama (Leonard) lah yang membunuh korban.
Ket. Leonard
membunuh korban (Teddy)
Kemudian,
setelah membunuh korban, si tokoh utama memotret hasil pembunuhan yang telah
dilakukannya. Hasil foto tersbut bukanlah milik wartawan, melainkan milik tokoh
utama (Leonard) sendiri. Bentuk adegan twist
seperti ini dilakukan agar penonton tidak mudah menebak isi cerita.
d. Dimensi
Ritmis
Dimensi
Ritmis dalam film Memento menujukkan
berapa lama durasi tiap shotnya. Misalnya saja pada adegan yang shot-nya padat dan menunjukkan kesan
misteri, shot tersebut sengaja
diperpanjang durasinya. Sebagai contoh pada adegan berikut
Keterangan
|
Gambar / shot misteri dalam film Memento
|
Shot
padat 1
(Extreme
Close Up)
botol kaleng
diletakkan di atas meja wastafel
|
|
Shot
padat 2
(Extreme
Close Up)
Pisau cukur di
letakkan di samping kaleng di atas meja wastafel
|
|
Shot
padat 3
(Extreme
Close Up)
Tangan (Leonard)
mengambil teko plastik
|
|
Shot
padat 4
(Extreme
Close Up)
Tangan (Leonard)
mengisi teko plastic dengan air keran
|
|
Shot luas 5
(Medium Shot)
Ternyata Leonard
sedang membersihkan tato di pahanya dengan facial foam kalengan
|
|
Banyaknya shot misteri dari adegan di atas
bertujuan agar penonton tidak kehilangan focus
dan tidak ketinggalan cerita saat menontonnya. Tidak hanya itu, penonton juga
akan mengetahui alur cerita misteri yang ditampilkan dalam beberapa adegan di
film Memento.
5.
Sound
Kualitas
suara yang buruk akan berpengaruh terhadap penonton saat menyaksikan film
tersebut, sehingga terasa kurang nikmat saat menontonnya. Kualitas suara dalam
film Memento sangat baik dikarnakan
pada saat itu teknologi yang digunakan sudah lengkap dalam membuat film.
Editing
sound nya juga bagus, apalagi pada
adegan pertama di awal menit ke-20 ada adegan tembakan. Ketika mendengar sound effect tembakan tersebut penonton
merasa kaget. Untuk selebihnya, sound
yang digunakan dalam film ini sangat baik dan memenuhi principles of movie design.
Kesimpulan
Setiap
film pasti ada kelebihan dan kelemahan. Meskipun film Memento tidak beraturan alur shot-nya
dan bahkan banyak flashback yang
membuat penonton bingung, tetapi film ini sangat bagus editing-nya. Pembagian cerita alur maju dan mundur dibuat dengan
berbeda warna, yaitu shot adegan
berwarna dan shot adegan hitam putih.
Kelemahan
dari film ini adalah membuat penonton bingung menyaksikannya dan tidak
mengetahui secara jelas alur cerita apabila tidak ditonton secara seksama,
karna film ini adalah film misteri dan banyak teka teki yang harus dipecahkan
oleh tokoh utama.