ART DECO
1 .
SEJARAH
ART DECO
Perang Dunia I yang berlangsung
di Eropa pada tahun 1914-1918 menyebabkan kerugian jiwa dan materi yang besar.
Setelah perang berakhir, masyarakat sibuk menata kembali lingkungannya,
membangun kembali tempat tinggalnya dan mereka memerlukan berbagai macam
peralatan rumah tangga, perhiasan, pakaian, keramik dan lain-lain. Hal ini memberikan
kesempatan kepada para seniman untuk bereksperimen dan memberikan semangat
kepada mereka untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru. Barang-barang yang
diperlukan masyarakat adalah yang modern dan fungsional. Art Nouveau yang populer pada tahun 1894-1914 tidak
lagi bisa bertahan karena hasil karyanya kurang fungsional, penuh dekorasi dan harganya sangat mahal.
Ungkapan Art Deco diperkenalkan pertama kali
pada tahun 1966 dalam katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Décoratifs
di Paris yang pada saat itu sedang mengadakan pameran dengan tema „Les Années
25“ yang bertujuan untuk meninjau kembali pameran internasional "Exposition Internationale des Arts
Décoratifs et Industriels Modernes“ yang diselenggarakan pada tahun 1925 di Paris. Sejak saat
itu nama Art Deco menjadi dikenal dan semakin popular dengan munculnya beberapa
artikel dalam media cetak.
2 .
PENGERTIAN
ART DECO
Art Deco adalah sebuah gerakan desain yang
populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti
arsitektur, desain interior, dan desain industri, otomotif maupun seni visual
seperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film.
Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain
mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu,
gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.
Sejarawan Bevis Hilliar
mendefinisikan Art Deco sebagai
seni "gaya modern yang tegas yang lebih kepada simetris dari pada asimetris, dan ke bujursangkar dari pada ke lengkung, yang merespon tuntutan dari mesin dan bahan baru produksi massa “.
3 .
KARAKTERISTIK
ART DECO
Art Deco lekat dengan penggunaan bahan-bahan
seperti aluminum, stainless steel, pernis, inlaid wood (kayu hias), kulit hiu
(shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan
kurva (Tidak berliku-liku seperti dalam Art Nouveau), pola-pola chevron , dan
motif pancaran matahari adalah tipikal motif dari Art Deco.
Istilah Art Deco berkembang
sepanjang penampilannya pada tahun 1925 tetapi tidak menerima pemakaian lebih
luas sampai tahun 1960. gaya art deco diangap sebagai gaya yang berwawasan luas
tentang pandangan dekorasi modern yang dipengaruhi oleh berbagai macam sumber,
contohnya :
•
Awal pekerjaan arsitek Wiener Werkstätte; disain
industri fungsional, dengan akar pada akhir abad ke sembilan belas.
•
Seni “primitif” Afrika, Mesir, atau Aztec
Mexico, sebagian didesain dengan gaya berbentuk kubus
•
Awal pekerjaan dan pikiran dari Weimar Bauhaus
menyangkut tahap penunjukkan dirinya di dalamnya.
•
Pahatan dan keramik gaya Yunani jaman kuno
perancangan semakin sedikit mendekati " periode kuno
•
Bentuk fractionated, kristal dari dekoratif
kubis dan futuristi
•
Fauve, warna palet
•
Bentuk yang menjengkelkan dari gaya radikal
Neoklasiklasik memacu terbentuknya gaya art deco: Boullée, Schinkel
•
Art deco sering dihubungkan dengan Musik jazz,
Umur Musik jazz gaya jazzy
•
Motif binatang dan bentuk daun-daunan tropis;
ziggurats; kristal; " sunbursts"; motif air mancur yang disesuaikan
mode
•
Gaya art deco juga mempengaruhi penampilan
wanita, yaitu gaya atletik luwes " modern" wanita; rambut yang
dipotong pendek menandakan gadis modern tahun l920-an
•
Tahun teknologi mesin dimana ditemukan radio dan
pemancar
4 .
SENIMAN
ART DECO
Desainer Art Deco terbagi menjadi
dua kelompok. Kelompok pertama adalah
desainer yang mengkonsentrasikan diri pada desain yang individual dan
dikerjakan dengan kemampuan pekerjaan tangan yang tinggi. Rancangan-rancangan tersebut hanya dapat dibeli
oleh kalangan atas. Kelompok
lainnya adalah kelompok desainer yang mengutamakan desain berbentuk
geometri dengan berdasarkan pada pertimbangan fungsional.
Adapun seniman art deco yaitu
Susie Cooper, Clement Rousseau, Jean Jacques-Emile Ruhlmann
5 .
KARYA
LUKIS ART DECO
·
Tamara De Lempicka
Gaya artistik
yang khas dan beraninya dikembangkan dengan cepat (dipengaruhi oleh
apa Lhote kadang-kadang disebut sebagai "kubisme lunak"dan oleh Maurice
Denis '"kubisme sintetik") dan melambangkan sisi sensual namun
keren dari Art Deco gerakan.
Baginya, Picasso "diwujudkan
kebaruan kehancuran". Dia berpikir bahwa banyak
dari Impresionis menarik karena mempekerjakan warna buruk dan
"kotor". Teknik De Lempicka bersifat baru, bersih, tepat, dan elegan.
·
Karya Lukis Desain Bangunan
Kita dapat melihat maha karya Art
Deco yang hingga kini masih berdiri kokoh di kota New York, Amerika Serikat.
Tepatnya di timur dari pulau Manhattan pada persimpangan 42nd Street
dan Lexington Avenue yaitu Gedung
Pencakar Langit Crysler (Gambar Kanan) yang dibangun pada tahun 1928 hingga
1930 dengan tinggi 319 meter dan ditambahkan pada puncaknya menjadi 365.8 M
untuk Bank of America. Dirancang oleh William Van Allen. Memiliki 1046 Lantai,
hingga kini masih berfungsi sebagai perkantoran.
Ciri khas Art Deco yang berbentuk
pola cevron atau zigzag dan motif pancaran matahari yang. Pengunaan material
Stainess Stell pada bagian luar gedung yang mereprestasikan AS adalah Negara tangguh, anggun dan makmur diera peperangan.
·
Karya Art Deco Pada Design Interior
Ruang tamu,
Kamar tidur, Ruang serbaguna, Ruang makan, Dapur, Kamar mandi
·
Pengaruh Pada Otomotif
Sebuah gaya yang
berhubungan dengan Art Deco adalah Streamline Moderne (atau Streamline) yang
muncul selama pertengahan 1930-an. Streamline dipengaruhi oleh prinsip-prinsip aerodinamis modern
yang dikembangkan untuk penerbangan dan balistik untuk mengurangi gesekan udara
pada kecepatan tinggi. Desainer menerapkan prinsip-prinsip ini untuk mobil,
kereta api, kapal, dan bahkan benda tidak dimaksudkan untuk bergerak seperti
lemari es, pompa bensin, dan bangunan.
Salah satu
kendaraan produksi pertama dalam gaya ini adalah Chrysler Airflow 1933.Kendaraan ini tidak berhasil
secara komersial tetapi keindahan dan fungsionalitas dari desain tetap dikagumi orang.
Fast Streamline dipengaruhi
desain otomotif dan berevolusi
dari persegi panjang "kereta horseless" ke kendaraan ramping
dengan garis aerodinamis, simetri, dan bentu-V. Desain ini populer setelah Perang Dunia II.
·
Pengaruh Pada Fesyen
Pengaruh Art Deco Terhadap dunia
fesyen di Amerika dan Eropa sangatlah kuat di era 1920’an namun istilah “Art
deco” sendiri tidak dikenal.
Beberapa brand ternama mengusung
konsep “Art Deco” pada motif pakaian, perhiasan, sepatu, bandana, warna cat
kuku, sepatu, dan lain sebaginya. Dari era “Art Deco” sendiri hinga kini
dianggap sebagai gaya vintage namun dunia fesyen mode dewasa ini mengangkat
kembali trend mode zaman dahulu khususnya “Art Deco”.
·
Art Deco Amerika Serikat
Amerika Serika adalah Negara yang sangat
terpengaruh dengan Art Deco. Dapat kita lihat melalui gaya arsitektur gedung
pencakar langit di Kota New York diantaranya Empire State Building, Chrysler
Building, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pola tatanan hidup di Amerika
saat itu membuat stratifikasi sosial melalui design pakaian, rumah, dan
kendaraan. Design Art Deco yang tegas dan kaku namun memiliki keindahan
tersendiri menunjukan pride atau kebanggan individu atau kelompok
khususnya Negara Amerika yang saat itu ibu kotanya masih di New York dan
menujukan kekuatan dan kemapanan Amerika Serikat melalui design seni bangunan.
6 .
ART
DECO DI INDONESIA
Di Indonesia tentunya banyak
bangunan berlanggam Art Deco yang masih harus dicari dan diteliti. Arsitektur
ini merupakan salah satu kekayaan Arsitektur Indonesia adalah Stasiun Jakarta
Kota. Tanggal 8 Oktober 2012 mendatang usia Stasiun Jakarta Kota, yang sering
disebut sebagai stasiun Beos, akan genap berusia 83 tahun. Kata “Beos”
diperkirakan berasal dari nama Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (
Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur). Versi lain, Beos berasal dari kata
Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya Stasiun ini
diresmikan pada tahun 1928 oleh Gubernur Jendral JHR. A.C.D. de Graeff.
Dirancang sebagai sebuah arsitektur bergaya Art Deco, oleh seorang arsitek
Belanda kelahiran Tulungagung, FJL Ghijsels pada tahun 1928 dengan sebutan
Stasiun Batavia Selatan (Batavia Zuid). Stasiun ini dianggap sebagai salah satu
monumen terpenting dalam wacana arsitektur bergaya Indis (Indische Bouwen) –
gaya yang memadukan unsur arsitektur modern barat dengan nilai nilai lokal.
Tropical Art Deco
Seluruh karya arsitek Belanda di Jakarta dan Bandung menjadi Penanda Jaman. Yang paling menonjol
dalam konsep mereka adalah pemikiran hadirnya bangunan-bangunan tersebut di
Bandung, yang beriklim
tropis; respons terhadap iklim tersebut
sangat terlihat dalam orientasi bangunan dan bentuknya yang disebut tropische art deco.
Popularitas Art Deco merupakan spirit dan semangat yang menjiwai karya-karya arsitektur pada masa kini. Dapat diramalkan Arsitektur langgam Art-Deco ini menjadi daya tarik yang makin populer. Art Deco Look akan menjadi gerakan “lama” yang baru dan menjadi pendorong bagi investor untuk menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Bandung dan masyarakat yang lebih luas.
Popularitas Art Deco merupakan spirit dan semangat yang menjiwai karya-karya arsitektur pada masa kini. Dapat diramalkan Arsitektur langgam Art-Deco ini menjadi daya tarik yang makin populer. Art Deco Look akan menjadi gerakan “lama” yang baru dan menjadi pendorong bagi investor untuk menghasilkan karya-karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat Kota Bandung dan masyarakat yang lebih luas.
Museum Bank Mandiri Kota
Gedung Museum Bank Mandiri
(ex-Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM)) dirancang oleh 3 orang arsitek
belanda yaitu J.J.J de Bruyn, A.P. Smits dan C. van de
Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929 dan pada tanggal 14
Januari 1933 dibuka secara resmi Oleh C.J Karel Van Aalst,
Presiden NHM ke-10. Gedung ex-NHM ini tampak kokoh dan megah dengan arsitektur
Niew Zakelijk atau Art Deco Klasik.
Museum Keramik Dan Seni Rupa
Terletak di Jalan Pos Kota No 2,
Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI
Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di
seberang Museum Sejarah Jakarta.
Disana kami menemukan perabot makan dan tangga bergaya Art Deco Klasik.
Dari banyak warisan gedung-gedung bergaya Art
Deco peninggalan bersejarah peralihan dari era kolonial hingga kemerdekaan di
berbagai kota di Indonesia yang merupakan saksi bisu transisi sejarah dan
kehidupan sosial, sehingga publik Indonesia sudah tidak terlalu asing dengan
Art Deco.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar