INOVASI DAN KREASI: PEMANFAATAN
LIMBAH SAMPAH MENJADI BARANG BEREKONOMIS TINGGI
Oleh : Abdi Sanjaya
Sampah ada dimana-mana. Itulah yang
membuat Indonesia menjadi salah satu
peringkat kedua sebagai penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta
ton pertahun. Melihat hal itu Indonesia telah dibanjiri oleh sampah-sampah yang
menggunung sehingga menjadi pemicu masalah. Permasalahan sampah di Indonesia
antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat,
kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang
dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah,
air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan
kesehatan.
Pembuangan sampah yang tidak diurus
dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau
membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah
yang juga akan berdampak kesaluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah
akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah kesungai akan
mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air, dan banjir.
Banyaknya sampah yang menjadi
permasalahan saat ini karena kurangnya kesadaran dari warga serta kurang
inovatif dan kreatif dalam memilah sampah. Bahkan sebagian orang merasa jijik
dan tidak peduli dengan sampah. Padahal, nyatanya sampah dapat diolah menjadi
barang yang berguna. Adapun langkah positif untuk pengurangan sampah adalah
melalui kampanye 3R, yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan
kembali), dan Recycle (mendaur
ulang). Namun, nyatanya hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan
pertumbuhan sampah yang terus meningkat cepat perharinya.
Pertumbuhan
sampah nampaknya lebih banyak pada produk plastik yang tidak diperkenankan
untuk dipakai ulang. Kepraktisan penggunaan peralatan plastik dan banyaknya
produk plastik yang tidak dapat dipakai ulang meningkatkan potensi limbah
plastik yang semakin menumpuk di bumi kita tercinta. Padahal plastik merupakan
bahan anorganik buatan yang tesusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya
bagi lingkungan. Yang harus dilakukan saat ini bukanlah memusuhi atau membuang
sampah plastik, tetapi menemukan formula yang tepat untuk mempercepat proses
penguraian plastik agar bisa kembali ke alam.
Tidak
seperti limbah organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan, sampah anorganik
yang berupa limbah plastik ini sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar
dapat terdegradasi secara sempurna. Dari jutaan limbah plastik yang ada, hanya
13 persen yang di daur ulang, yaitu limbah plastik yang sebagian besar berasal
dari pembungkus-pembungkus makanan dan minuman, kemasan serta botol minuman.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan
suatu usaha yang menjanjikan bagi penyelamatan bumi, sekaligus dapat berdampak
ekonomis positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan manajemen yang baik.
Limbah plastik dapat dimanfaatkan diantaranya adalah sebagai biji plastik untuk
membuat produksi plastik lain, maupun kerajinan unik bernilai tinggi dan
bernilai ekonomis. Pemanfaatan limbah sampah baik sampah anorganik maupun
organik secara kreatif merupakan suatu langkah cerdas yang dapat dilakukan
mulai dari tingkat perorangan maupun kelompok.
Pengelolaan limbah sampah dapat
berupa sampah anorganik di antaranya styrofoam, plastik, kaleng, dan bahan
gelas atau beling. Salah satu pengelolaan sampah anorganik adalah dengan cara
proses daur ulang. Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda
yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya plastik, gelas atau
kaca, logam, dan kertas.
Sampah gelas atau kaca yang sudah
pecah dapat didaur ulang menjadi barang baru seperti botol yang baru, vas
bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik
dan ekonomis. Sampah plastik dan kertas pun demikian. Sampah plastik dibuat
beraneka ragam kerajinan seperti bunga, kasur, tas, dompet, tempat kue, topi,
sandal, dan lain-lain. Sedangkan limbah kertas dapat dijadikan anyaman boneka
kertas yang unik.
Kerajinan tangan dari sampah kaca,
plastik, maupun kertas dan semacamnya merupakan kerajinan yang bisa diolah menjadi
barang yang bagus dan berharga. Bahkan hasil kerajinan tangan dari sampah
tersebut dapat di jual ke dalam maupun ke luar negri. Pemanfaatan limbah sampah
ini sangat menguntungkan, selain mengurangi pencemaran lingkungan, hasil
kerajinan tangan dari sampah tersebut dapat mendatangkan uang yang dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Inovasi lain dari pengolahan limbah
sampah menjadi barang yang berguna adalah dengan cara mengubah limbah sampah
menjadi energi gas metan dan listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memanfaatkan limbah organik sisa-sisa pembuangan dari rumah tangga. Mengolah
sampah menjadi gas metan nantinya akan dimanfaatkan dan dipakai oleh warga.
Inovasi ini sangat berfungsi dan mutakhir sekali untuk mengurangi penambangan
sumber daya gas alam.
Limbah sampah organik juga dapat
dijadikan pupuk kompos untuk tanaman, perkebunan, dan pertanian. Pengolahan
pupuk kompos dari bahan organik seperti rumput-rumput dan dedaunan kering, sisa
potongan sayuran dan buahan mengalami proses waktu yang cukup lama untuk dapat
menjadi pupuk kompos, yaitu sekitar dua bulan. Pengolahan pupuk kompos ini
hanya mengeluarkan biaya yang murah, cara pembuatannya pun sangat mudah. Petani
sayuran yang membuat pupuk kompos sendiri tidak lagi mengeluarkan banyak biaya
untuk membeli pupuk kimia yang mahal. Cukup dengan membuat inovasi sendiri,
perkebunan menjadi subur dan bahkan mendatangkan uang dan hasil yang memuaskan
nantinya.
Dari berbagai macam inovasi
pengolahan limbah sampah anorganik maupun organik menjadi berbagai kerajinan
tangan, gas metan, dan pupuk merupakan hal yang inovatif untuk kebutuhan rumah
tangga serta mengurangi pencemaran lingkungan. Selain melakukan pengolahan
sampah menjadi barang jadi berekonomis tinggi, mengurangi limbah sampah juga
dapat dilakukan dengan masterplan pengelolaan sampah. Menurut David Sutasurya,
Seorang aktivis lingkungan dari Yayasan Pengembangan Biosanis dan Bioteknologi
(YPBB) mengatakan, masterplan dapat mengatur pengelolaan sampah dari rumah
tangga hingga tempat pembuangan akhir, serta pengelolaan limbahnya seperti
pengomposan untuk menjadi pupuk.
Adapun masterplan sampah diantaranya
yaitu mengatur hal ideal, seperti efisiensi produksi dengan desain barang yang
bisa didaur ulang, melarang atau membatasi ketat peredaran kantong kresek dan
botol air kemasan, dan menjadikan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
sebagai tempat daur ulang sampah. Kegiatan pengolahan dan pemilahan sampah juga
harus digiatkan di lingkungan warga sekitar, begitupun dengan pengelola
restoran dan hotel diwajibkan untuk memilah sampah. Guna dari hal tersebut agar
Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) mudah di daur ulang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
Tetapi,
dari beberapa inovasi untuk mengurangi masalah sampah, hanya sedikit orang yang
melakukannya. Penggunaan plastik tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu,
salah satu ide bijak untuk mengatasi masalah sampah ini adalah dengan
menggunakan plastik yang ramah lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar