TUGAS: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Oleh:
Abdi Sanjaya (004135602653083)
Apa arti komunikasi antarbudaya
bagi Anda?
Komunikasi
merupakan segi kehidupan manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain
melalui tindak komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi merupakan sarana yang
paling vital, dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
tanpa komunikasi dengan makhluk hidup lainnya. Seorang individu akan mengetahui
siapa dirinya, karna mereka melakukan interaksi dengan individu lainnya. Dalam
perkembangannya, komunikasi yang terjadi antara satu individu dengan individu
yang lain belum tentu sama. Ketidaksamaan ini disebabkan karena latar belakang
budaya yang berbeda. Budaya membawa dampak yang sangat besar dalam proses
komunikasi. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi komunikasi antarbudaya.
Berbicara
mengenai komunikasi antarbudaya, maka tidak lepas dari komunikasi orang-orang
yang berasal dari budaya berbeda, khususnya seperti di Indonesia yang memiliki
keberagaman budaya. Oleh karena itu, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi
yang terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki latar belakang budaya
yang berbeda. Latar belakang budaya ini merupakan faktor penting dalam
komunikasi antarbudaya dan akan mempengaruhi produksi pesan, tingkat umpan
balik, dan efek yang mungkin terjadi.
Kemudian,
komunikasi antarbudaya juga bisa diartikan sebagai komunikasi antara
komunikator dengan komunikan yang sama-sama memiliki latar belakang budaya yang
berbeda. Dalam komunikasi antarbudaya terdapat komunikasi verbal dan nonverbal.
Yang mana komunikasi verbal adalah suatu pesan yang diucapkan dalam bentuk
bahasa. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia
menyebabkan banyaknya perbedaan bahasa, dan membuat setiap daerah memiliki
bahasa daerahnya sendiri-sendiri. Begitupun dengan komunikasi nonverbal. Setiap
daerah pasti berbeda dalam memaknai simbol-simbol, baik itu mimik muka, gerak
tubuh, dan lain sebagainya yang tertuang saat berkomunikasi, khususnya
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya.
Apa menurut pendapat Anda
keuntungan untuk mengembangkan komunikasi antarbudaya?
Komunikasi
antarbudaya merupakan sebuah kajian yang sangat relevan dalam konteks
masyarakat Indonesia yang majemuk. Ciri yang menandai kemajemukan tersebut
adalah adanya keragaman budaya yang tercermin dari perbedaan adat istiadat,
bahasa, suku bangsa, keyakinan agama, dan lain sebagainya. Sebagai seorang individu
yang tinggal di Indonesia khususnya, dengan keberagaman budaya, mengembangkan
komunikasi antarbudaya merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Begitupun
halnya, mengembangkan komunikasi antarbudaya memiliki banyak keuntungan. Dengan
belajar komunikasi antarbudaya kita dapat memahami budaya masyarakat lain. Hal
tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun komunikasi yang
efektif. Artinya, pemahaman dan penerimaan yang kita lakukan terhadap budaya
yang dimiliki oleh masyarakat lain yang memiliki budaya yang berbeda manjadi
satu dasar dalam membangun komunikasi yang efektif. Jika komunikasi antarbudaya
tidak dikembangkan (seperti masyarakat Indonesia yang majemuk), bisa saja
terjadi suatu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.
Salah
satu persoalan besar tersebut, misalnya konflik antarkelompok/antaretnis maupun
antaragama yang intensitasnya cenderung meningkat. Ketika pertikaian
antarkelompok/ antaretnis, dan antaragama sudah mulai mereda, kemudian muncul kembali
benih-benih permusuhan antarkelompok yang baru. Misalnya seperti Pemilihan Umum
Kepala Daerah yang di maksudkan sebagai sarana memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memilih pemimpin mereka
secara langsung, ternyata tidak lepas dari konflik. Ketidaksenangan
antarkelompok juga dilakukan oleh pelajar maupun mahasiswa. Mereka melakukan
tawuran massal untuk menyatakan kebencian satu sama lain. Di negri yang sudah
merdeka inipun juga masih diwarnai dengan perang tradisional antar kampung dan
antarsuku seperti yang pernah terjadi di
Jakarta dan di Papua.
Mengapa
masih ada konflik dan kekerasan? Sebab, dalam perspektif komunikasi
antarbudaya, selama ini kita belum atau tidak pernah menjalin interaksi
antarbudaya secara efektif. Oleh karena itulah, komunikasi antarbudaya perlu dikembangkan,
diterapkan, dan dipahami untuk terciptanya keakraban antara pihak-pihak yang
berinteraksi, dan kedua belah pihak juga bisa saling menghargai
perbedaan-perbedaan latar belakang budaya. Kita dapat mengerti dan memahami
tentang peranan komunikasi antarbudaya ini ketika kita belajar komunikasi
antarbudaya. Karena pada saat kita belajar tentang komunikasi antarbudaya, kita
dapat mengetahui fungsi komunikasi antarbudaya tersebut.
Dengan
mengembangkan komunikasi antarbudaya, kita sebagai makhluk sosial yang bergaul
dan berinteraksi dapat memahami budaya orang lain dan dapat membantu hidup kita
ketika berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya.
Selain itu, keuntungan mengembangkan komunikasi antarbudaya juga kita dapat
menyatakan identitas sosial diri kita. Identitas sosial tersebut dinyatakan
melalui tindakan berbahasa baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan bahasa
itulah orang akan tahu identitas diri dari seorang individu.
Kemudian,
dengan mengembangkan dan belajar komunikasi antarbudaya juga dapat menambah
pengetahuan untuk memahami budaya lain. Misalnya seorang komunikator akan
bertambah pengetahuannya tentang budaya lain dari komunikan yang berasal dari
latar belakang yang berbeda saat melakukan tindak komunikasi. Begitupun
sebaliknya, seorang komunikan akan bertambah pengetahuannya tentang budaya lain
dari komunikator.
Selanjutnya,
keuntungan lain dalam mengembangkan komunikasi antarbudaya adalah untuk
menyatakan integrasi sosial. Artinya menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi maupun antarkelompok, namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh setiap unsur. Dalam komunikasi antarbudaya, karena setiap
tindak komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan dari latar
belakang yang berbeda, maka selalu melibatkan perbedaan budaya di antara dua partisipan
komunikasi tersebut.
Oleh
karena adanya keterlibatan latar belakang budaya yang berbeda inilah, maka
integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Maka, dari penjelasan
diatas tersebut, komunikasi antarbudaya sangat penting diterapkan untuk tujuan
komunikasi yang efektif antara komunikator dan komunikan, khususnya di ruang
lingkup Indonesia yang memiliki keberagaman budaya agar tidak terjadi
perselisihan antarkelompok, etnis, ras, suku, maupun agama.
Apakah komunikasi antarbudaya bisa
dalam beberapa hal? Membahayakan? Jelaskan!
Komunikasi
antarbudaya tidak hanya sebatas penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan
yang memiliki budaya berbeda, tetapi juga bisa dalam beberapa hal terkait
komunikasi verbal dan nonverbal dalam komunikasi antarbudaya. Kedua bentuk
komunikasi ini mempunyai peranan yang sama dalam komunikasi antarbudaya.
Artinya, komunikasi verbal banyak digunakan dalam komunikasi antarbudaya,
begitu juga komunikasi nonverbal. Banyak simbol-simbol dan isyarat nonverbal
lainnya yang digunakan dalam komunikasi antarbudaya.
Seperti
yang di katakana Singer, kebudayaan didefinisikan sebagai sebuah pola
pembelajaran, persepsi hubungan dalam kelompok yang meliputi komunikasi verbal
dan nonverbal, sikap, nilai-nilai, sistem kepercayaan, sistem ketidakpercayaan,
dan tingkah laku (Darmastuti, 2013) . Hal tersebut juga
berlaku dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya meliputi
komunikasi verbal, nonverbal, nilai-nilai, sistem kepercayaan dan tingkah laku.
Hanya saja, tidak jarang komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal ini
menimbulkan banyak masalah dalam komunikasi antarbudaya. Hal ini disebabkan
karna perbedaan persepsi dan perbedaan makna yang muncul dalam komunikasi
verbal maupun komunikasi nonverbal.
Adapun
hal terkait dengan komunikasi verbal dan sangat mempengaruhi dalam komunikasi
antarbudaya adalah dialek, logat, aksen maupun bahasa gaul yang dimiliki oleh
masyarakat kita. Biasanya, orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya
yang berbeda lazimnya akan berbicara dengan cara yang berbeda. Perbedaan logat,
aksen, dialek, intonasi, kecepatan, volume merupakan perbedaan yang seringkali
muncul dalam komunikasi antarbudaya.
Selain
itu, komunikasi verbal lainnya yang sering digunakan dalam komunikasi
antarbudaya adalah nama. Nama digunakan sebagai symbol dalam komunikasi verbal.
Menurut Deddy Mulyana, nama diri sendiri adalah symbol pertama dan utama bagi
seseorang (Darmastuti, 2013) . Dalam masyarakat,
nama dapat digunakan untuk melambangkan status yang dikehendaki oleh orang tua.
Nama pribadi adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena
interaksi dimulai dengan nama dan hanya kemudian diikuti dengan atribut-atribut
lainnya.
Selain
komunikasi verbal, dalam komunikasi antarbudaya yang sering digunakan adalah komunikasi
nonverbal. Makna atau simbol dalam komunikasi nonverbal merupakan suatu hal
yang sangat penting dalam komunikasi antarbudaya. Ketidaktepatan memberikan
makna dalam komunikasi nonverbal seringkali menimbulkan miskomunikasi, salah
satunya adalah bahasa tubuh. Misalnya komunikasi nonverbal “gerakan kepala”. Di
Indonesia, anggukan kepala memiliki makna “iya” atau “setuju”. Sedangkan di
beberapa negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”, seperti di Bulgaria,
sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah menggelengkan kepala (Mulyana, 2003) .
Kemudian
komunikasi nonverbal “isyarat tangan”. Isyarat tangan sering sekali kita
gunakan dalam komunikasi yang dilakukan sehari-hari. Di Indonesia, isyarat
dengan mengacungkan ibu jari artinya “sangat bagus” atau “oke”. Namun, di
daerah lain seperti di Iran, mengacungkan ibu jari itu menunjukkan makna
penyerangan (Purwasito, 2002) . Begitupun dengan ekspresi wajah atau
tatapan mata. Pemahaman tentang kontak mata antara daerah yang satu dengan
daerah lainnya memiliki arti yang berbeda-beda. Penampilan fisik pun demikian,
sentuhan, posisi duduk, dan cara berjalan pun bisa digunakan dalam komunikasi
antarbudaya. Sebagai contoh dalam budaya Melayu, apabila berjalan di depan
orang yang sedang duduk, maka kita harus menundukkan 90 derajat badan kita
dengan posisi tangan menjulur ke bawah. Begitupun juga, dalam budaya Melayu,
kita tidak diperbolehkan berjalan melangkah makanan dan tidak diperbolehkan
makan sambil barkata “aduh”.
Terkait
penjelasan di atas, sebenarnya komunikasi antarbudaya akan membahayakan jika
tidak diterapkan atau dikembangkan, sebab kesalahpahaman seseorang dalam
memaknai suatu pesan, baik verbal maupun nonverbal akan mengakibatkan
miskomunikasi dan berdampak negative terhadap suatu masyarakat tersebut. Lalu,
jika komunikasi antarbudaya tidak diterapkan secaya efektif, maka golongan
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya akan mengalami perbedaan
persepsi yang menimbulkan kesalahpahaman.
Perbedaan
persepsi atau kesalahpahaman ini bukan hanya disebabkan karena perbedaan bahasa
daerah antara satu dengan daerah lainnya. Kondisi ini juga terjadi manakala
terjadi antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia yang mengalami perbedaan
pemaknaan terhadap satu kata yang digunakan. Oleh karena itulah, komunikasi
antarbudaya merupakan kajian yang sangat penting dalam kehidupan dan perlu
dipelajari agar tidak ada kesalahpahaman antara satu budaya dengan budaya
lainnya.
Referensi:
Darmastuti, R. (2013). Midfullness dalam Komunikasi
Antarbudaya. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
Mulyana, D. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwasito, A. (2002). Komunikasi Multikultural.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar