Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Senin, 13 Juni 2016

Tugas KAB: REVIEW KAMPUNG BUDAYA SINDANG BARANG

REVIEW KAMPUNG BUDAYA SINDANG BARANG
Oleh
Abdi Sanjaya (004135602653083)

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di desa Pasir Eurih, kecamatan Tamansari, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kampung budaya Sindang Barang merupakan kampung tertua di wilayah kota dan kabupaten Bogor, sebab di daerah ini terdapat situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Pajajaran berupa bukit-bukit berundak. Di kampung budaya Sindang Barang terdapat beberapa macam kesenian Sunda yang dilestarikan oleh para penduduknya seperti kesenian tari jaipong.

Selain itu, di kampung budaya ini juga diperkenalkan kesenian yang berasal dari budaya Sunda, seperti angklung yang dimainkan oleh ibu-ibu yang berasal dari sunda, kemudian permainan enggrang juga diperkenalkan di kampung budaya ini. Namun, di dalam kampung budaya ini ada juga perkenalan adat budaya khas dari Sunda sendiri seperti, menumbuk padi, bercocok tanam dan turun ke sawah, bahkan makanan atau masakan Sunda pun diperkenalkan di kampung ini.
Budaya dan tradisi Sunda yang masih kental ini dihadirkan untuk melestarikan ataupun menggali kekayaan warisan leluhur dan memegang teguh tradisi Sunda yang kian kini hamper luntur. Ditambah dengan suasana kampung yang sejuk dan banyak batu-batuan, serta masih terdapat sawah yang melintang luas membuat suasana di kampung Sindang Barang terlihat asri dan banyak wisatawan yang datang berkunjung untuk belajar budaya Sunda.
Kemudian, rumah-rumah yang ada di Sindang Barang juga masih terbuat dari bilik-bilik, atau seperti anyaman yang terbuat dari bambu, mulai dari pintu, tembok dan jendelanya pun masih terlihat jelas seperti rumah adat sunda. Atap bangunan pun demikian, masih terbuat dari bahan ijuk. Tidak hanya itu, orang-orang yang tinggal di kampung Sindang Barang ini juga pun memakai baju khas sunda, dan yang laki-laki, memakai kain di atas kepalanya, seperti blankon yang mencirikhaskan pakaian adat mereka.
Selain itu, bangunan-bangunan atau rumah yang ada di Sindang Barang berstruktur di zaman pajajaran, dan mempunyai nama tersendiri, seperti leuit bangunan untuk menyimpan padi, bale riungan sebagai aula, imah gede atau disebut rumah raja, saung talu atau tempat pementasan seni, hingga girang serat yang difungsikan sebagai kesekertariatan. Imah gede (rumah raja) dibangun berdekatan dengan saung talu. Sebab katanya, apabila ada pementasan seni yang dilakukan di saung talu, maka raja dapat menonton pertunjukan seni tersebut di luar rumah.

Penduduk di kampung ini pun sangat ramah. Jika bertanya mereka akan menjawab dengan lembut bahkan menggunakan bahasa Sunda yang kental. Banyak juga anak-anak kecil yang sedang bermain di kampung tersebut dan mereka dibiasakan untuk berbicara menggunakan bahasa Sunda. Penduduk di kampung Sindang Barang tersebut, rata-rata penduduknya lebih menghargai alam, dan menyamakan kebudayaannya dengan agama, karena penduduk masih percaya akan mitos-mitos yang ada. Walaupun sudah zaman modern sekarang, penduduk di kampung Sindang Barang ini pun sangat mempercayai tentang mitos, walaupun kebanyakan penduduknya yang beraga islam.