Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Minggu, 04 Oktober 2015

ANALISIS EDITING FILM MEMENTO

  
ANALISIS EDITING FILM MEMENTO
"20 Menit Awal"

Materi Pengeditan & Efek Visual

Oleh:
Abdi Sanjaya
004135602653083
absday.coy@gmail.com


Surya University
Faculty of Green Economy & Digital Communication



Memento adalah sebuah film yang dirilis pada tahun 2000 oleh Christopher Nolan. Film ini menceritakan tentang seorang pria yang menderita anterograde amnesia sehingga ia tidak bisa mengingat lebih lama atau ingatannya pendek. Seorang pria yang bernama Leonard Shelby (yang diperankan oleh Guy Pearce) ini berusaha untuk menemukan pembunuh istrinya dengan tato serta catatan-catatan yang dibuatnya untuk mengingat dan memecahkan teka teki atas pembunuhan tersebut.
Film Memento pada dasarnya memang membingungkan saat ditonton, sebab penempatan alur dan scene-nya tidak beraturan. Film Memento menggunakan alur maju mundur dan banyak flashback dalam beberapa adegan. Informasi maupun pesan yang disampaikan dari film tersebut seakan memaksa penonton untuk tetap berkonsentrasi menontonnya. Namun, meskipun demikian film ini tetap mempertahankan isi cerita meskipun ada beberapa adegan yang berulang-ulang. Jika dilihat dari sisi sinematografinya, film Memento membagi cerita berdasarkan latar berwarna dan latar hitam putih di beberapa scene.
Latar hitam putih menceritakan urutan kronologis pencarian Leonard dengan alur maju. Sedangkan letar berwarna menandakan pencarian Leonard dengan alur mundur. Latar hitam putih dan berwarna ini akan saling bergantian muncul di beberapa adegannya. Selain itu, dalam film Memento terdapat mikrokosme. Untuk melihat mikrokosme dalam film Memento maka dapat dilihat dari elemen-elemen terpenting yang membangun sebuah film, yaitu naratif, mise en scene, sinematografi, editing, dan sound.
1.      Struktur Naratif
Film Memento termasuk ke dalam art cinema narration, sebab film ini tidak menggunakan pola tiga babak seperti dalam struktur film lainnya, yaitu pengenalan tokoh, konflik, dan penyelesaian. Sangat jelas sekali film ini tidak berurutan alurnya. Alur yang tidak berurutan tersebut dibuat agar berhubungan dengan cerita yang mana pemeran utamalah yang menggerakkan cerita.
Tokoh utama yang mengalami ingatan jangka pendek ini mengalami kesulitan untuk mencari orang yang membunuh istrinya. Oleh karena itulah dibuat scene hitam putih dan scene berwarna.

2.      Mise en scene
Mise en scene dalam film mencakup kostum, setting, lighting, dan karakter tokoh. Dalam film Memento, kostum yang digunakan para tokoh jelas berbeda. Setiap tokoh dalam film ini menjelaskan kelas mereka masing-masing. Contohnya saja pada kostum leonard yang selalu berpakaian rapi memakai jas berbeda dengan kostum Teddy yang kostum biasa. Terlihat sekali bahwa Leonard menunjukan orang yang derajatnya lebih tinggi dari Teddy.
Ket. Perbandingan kostum Leonard & Teddy

Setting tempat menunjukkan suasana dan menjadi bagian penting dalam film. Setting tempat juga memperlihatkan agar film tersebut terkesan natural seperti keadaan nyata. Dikarnakan alur film Memento maju mundur dan kebanyakan flash back, maka setting tempat dalam film ini tidak banyak dan menggunakan beberapa lokasi saja. Bahkan pada 20 menit pertama film kebanyakan setting di indoor atau dalam ruangan.
Lighting juga menjadi peranan yang sangat penting dalam film. Di film Memento mungkin tidak menggunakan lighting tambahan saat adegan outdoor, meskipun menggunakan cahaya tambahan di indoor, mungkin hanya sedikit lampu lighting yang digunakan.

   


Ket. Setting tempat (outdoor) tidak/sedikit menggunakan lighting

Begitupun dengan adegan indoor, suasana ruang yang gelap membutuhkan lighting tambahan agar kualitas gambar yang direkam terlihat bagus. Misalnya pada adegan Leonard berada dalam kamar yang cahayanya remang-remang. Posisi lighting sangat berperan untuk memberikan penerangan tambahan agar shot yang terkam terlihat jelas.



Ket. Lighting tambahan saat adegan indoor

Selain kostum, setting, dan lighting, karakter tokoh adalah bagian utama untuk membangun cerita dalam film. Karakter Leonard yang diperankan oleh Guy Pearce benar-benar menghayati karakternya. Karakter Leonard yang terlihat seperti orang bodoh benar-benar dihayati oleh Guy Pearce, sehingga peran yang ia perankan terlihat alami dan bukan dibuat-buat.

3.      Sinematografi
Sinematografi dalam film dapat meliputi fotografi, framing, dan kualitas kamera. Teknik pengambilan gambar dalam film Memento cukup diacungi jempol. Pengambilan gambar yang dilakukan mungkin tidak mudah karna film ini tidak beraturan shot-nya. Begitupun dengan framing. Di 20 menit pertama pada film Memento, Pengambilan gambar yang dilakukan banyak yang Medium Shot dan Selebihnya adalah Close Up.
      Kualitas kamera juga mendukung film ini. Kamera yang bagus akan menghasilkan kualitas gambar pula. Dikarnakan film Memento rilis pada tahun 2000, maka kamera yang digunakan sudah canggih dengan alat-alat yang lengkap lainnya.

4.      Editing
Film Memento menggunakan konsep continuity editing dengan susunan cerita yang tidak beraturan dan tidak jelas urutan waktunya. Namun, meskipun film ini sdikit membingungkan dan tidak beraturan alurnya, penonton dapat menarik kesimpulan atas isi cerita dalam film ini.
Tidak hanya menggunakan konsep continuity editing saja, film Memento juga menggunakan konsep editing classical cutting, yang mana pemotongan tiap scene-nya bertujuan untuk menguatkan efek dramatis film. Misalnya dapat dilihat pada adegan Full Shot Leonard dan Teddy sedang berjalan sambil berbicara, lalu dari Full Shot tersebut cut to shot ke arah Teddy dengan pengambilan gambar Close Up.


Ket. Full Shot Teddy & Leonard berbicara


Ket. Close Up Teddy melanjutkan pembicaraan

      Di era lumiere, bentuk shot maupun pengambilan gambar seperti adegan diatas tidak ada, karna pada masa itu pengambilan dan pemotongan gambar cukup sederhana, yaitu hanya menyambung dari scene satu ke scene lainnya dan bertujuan utuk mendapatkan shot yang terbaik. Dalam editing juga terdapat empat dimensi editing, yaitu dimensi grafis, spasial, temporal, serta ritmis.
a.      Dimensi Grafis
Gaya cerita yang tidak berurutan dari film Memento ini dapat dibedakan shot kejadian antara kejadian yang satu dengan kejadian yang lainnya dan dapat dibedakan pula perubahan alurnya, baik alur maju maupun alur mundur. Hal ini dapat dilihat dari elemen grafis yang melingkupi mise en scene dan sinematografinya. Mise en scene terdiri dari lighting, setting, kostum, dan karakter tokoh, sedangkan sinematografi terdiri dari fotografi, framing, dan kualitas kamera. Contoh yang terlihat jelas dari dimensi grafis adalah pada adegan di mana adegan berwarna berganti dengan adegan hitam putih.

Ket. Adegan berwarna

Ket. Adegan hitam putih

Namun, perpindahan adegan tersebut bukanlah perpindahan adegan biasa, melainkan terdapat point of view-nya yang mana pada adegan berwarna saat Leonard muncul, focus penonton ke sebelah kiri. Kemudian adegan pindah ke scene hitam putih dan menampilkan Leonard kembali di posisi sebelah kiri. Dengan demikian secara tidak sadar poin of view penonton tetap focus memandang kesebelah kiri meskipun ada perpindahan adegan berwarna dan adegan hitam putih. Hal tersebut dilakukan oleh pembuat film agar penonton berfokus ke satu titik pandang dan mendapatkan kenyamanan saat menonton.
b.      Dimensi Spasial
Dalam film Memento, shot-shot yang ditunjukkan sangat padat dan cenderung Close Up menuju kearah shot luas. Bentuk pengambilan gambar seperti ini banyak dilakukan oleh sutradara untuk menghasilkan adegan yang terkesan misteri. Terkadang, shot yang dilakukan tidak menampilkan wajah si tokoh, melainkan anggota tubuh si tokoh, misalnya hanya shot tangan saja, mulut, langkah kaki, atau Extreme Close Up mata si tokoh. Shot maupun pengambilan gambar seperti ini menciptakan imajinasi penonton dan meningkatkan rasa ingin tahu penonton apa yang dilakukan oleh tokoh dalam film tersebut.



Ket. Shot padat dengan pengambilan gambar Exreme Close Up

Setelah pengambilan shot padat, kemudian beralih ke shot luas yang mana pada adegan shot luas menunjukkan sisi ruang.
Sebagai contoh di adegan Leonard mengambil kunci dengan pengambilan gambar sangat padat atau Extreme Close Up. Pada adegan tersebut penonton akan berfikir kunci apa yang di ambil Leonard.

Ket. Tampak tangan Leonard mengambil kunci

Lalu adegan berpindah ke shot luas dan menunjukkan Leonard berada di ruangan. Namun penonton belum mengatahui ruangan apa yang ditempati Leonard. Misalnya pada shot berikut dengan pengambilan gambar yang masih Close Up.


Ket. Leonard berada di ruangan, namun ruangannya belum jelas

Setelah menunjukkan shot Close Up wajah Leonard, teknik selanjutnya yaitu pengambilan gambar lemari dan kipas angin. Pengambilan gambar masih padat dan hanya menampilkan property yang ada di ruangan tersebut.



Ket. Shot lemari dan kipas yang menunjukkan property di ruangan tersebut

Setelah menunjukkan shot tersebut, pengambilan gambar diperjelas dengan menampilkan shot yang sangat luas. Penonton akan sadar dan mengetahui ternyata Leonard berada di dalam kamar. Selain itu penonton akan mengetahui kunci yang diambil Leonard sebenarnya adalah kunci kamar.


Ket. Tampak leonard berada di dalam kamar

Dari shot padat ke luas tersebut akhirnya membuka misteri dalam adegan dan membuka pikiran penonton atas adegan yang berlaku dalam film, salah satunya adalah film Memento.
c.       Dimensi Temporal
Selanjutnya adalah dimensi temporal. Dalam film Memento sangat jelas dimensi temporalnya, yaitu ketika shot pertama yang menunjukkan tangan memegang foto polaroid. Tangan itu kemudian mengibaskan foto. Namun, dalam film Memento, ketika foto polaroid dikibaskan, semakin lama gambar yang ada di foto tersebut menghilang.





Ket. Semakin lama gambar di foto polaroid semakin menghilang

Padahal di kejadian sebenarnya, apabila foto polaroid dikibaskan, maka gambar yang ada difoto semakin lama semakin jelas. Tetapi di film Memento tidak seperti itu, melainkan kebalikannya. Dari shot tersebut terlihat ada makna simboliknya. Apabila ditafsirkan, dari foto yang di kibaskan semakin lama semakin menghilang itu menjelaskan bahwa film Memento menggunakan alur cerita terbalik atau alur mundur.
Film ini juga menunjukkan sisi twist nya. Pada adegan pertama film, foto yang ditunjukkan adalah gambar dinding penuh dengan bercak darah.


Ket. Gambar bercak darah di foto

Awalnya, Penonton mungkin akan mengira bahwa foto tersebut adalah milik wartawan. Atau bisa dikatakan wartawan sedang memotret sisa kejadian pembunuhan ditempat kejadian pelaku.


Ket. Leonard memotret hasil kejadian pembunuhan

Namun, ternyata ketika perpindahan ke adegan selanjutnya, penonton dikejutkan oleh suatu kejadian yang mana si tokoh utama (Leonard) lah yang membunuh korban.


Ket. Leonard membunuh korban (Teddy)

Kemudian, setelah membunuh korban, si tokoh utama memotret hasil pembunuhan yang telah dilakukannya. Hasil foto tersbut bukanlah milik wartawan, melainkan milik tokoh utama (Leonard) sendiri. Bentuk adegan twist seperti ini dilakukan agar penonton tidak mudah menebak isi cerita.


d.      Dimensi Ritmis
Dimensi Ritmis dalam film Memento menujukkan berapa lama durasi tiap shotnya. Misalnya saja pada adegan yang shot-nya padat dan menunjukkan kesan misteri, shot tersebut sengaja diperpanjang durasinya. Sebagai contoh pada adegan berikut


Keterangan

Gambar / shot misteri dalam film Memento

Shot padat 1
(Extreme Close Up)
botol kaleng diletakkan di atas meja wastafel



Shot padat 2
(Extreme Close Up)
Pisau cukur di letakkan di samping kaleng di atas meja wastafel



Shot padat 3
(Extreme Close Up)
Tangan (Leonard) mengambil teko plastik



Shot padat 4
(Extreme Close Up)
Tangan (Leonard) mengisi teko plastic dengan air keran



Shot luas 5
(Medium Shot)
Ternyata Leonard sedang membersihkan tato di pahanya dengan facial foam kalengan



Banyaknya shot misteri dari adegan di atas bertujuan agar penonton tidak kehilangan focus dan tidak ketinggalan cerita saat menontonnya. Tidak hanya itu, penonton juga akan mengetahui alur cerita misteri yang ditampilkan dalam beberapa adegan di film Memento.

5.      Sound
Kualitas suara yang buruk akan berpengaruh terhadap penonton saat menyaksikan film tersebut, sehingga terasa kurang nikmat saat menontonnya. Kualitas suara dalam film Memento sangat baik dikarnakan pada saat itu teknologi yang digunakan sudah lengkap dalam membuat film.
Editing sound nya juga bagus, apalagi pada adegan pertama di awal menit ke-20 ada adegan tembakan. Ketika mendengar sound effect tembakan tersebut penonton merasa kaget. Untuk selebihnya, sound yang digunakan dalam film ini sangat baik dan memenuhi principles of movie design.

Kesimpulan
Setiap film pasti ada kelebihan dan kelemahan. Meskipun film Memento tidak beraturan alur shot-nya dan bahkan banyak flashback yang membuat penonton bingung, tetapi film ini sangat bagus editing-nya. Pembagian cerita alur maju dan mundur dibuat dengan berbeda warna, yaitu shot adegan berwarna dan shot adegan hitam putih.
Kelemahan dari film ini adalah membuat penonton bingung menyaksikannya dan tidak mengetahui secara jelas alur cerita apabila tidak ditonton secara seksama, karna film ini adalah film misteri dan banyak teka teki yang harus dipecahkan oleh tokoh utama.


2 komentar:

  1. wah akhirnya ad web yang bisa membantu saya dalam hal membuat wordpress, artikelnya menarik dan memanjakan mata untuk di baca

    perkenalkan nama saya Titannia yulanda NIM 1822500065 dari ISB Atma Luhur

    BalasHapus
  2. Wkwkwk, susah dicerna film ini

    BalasHapus