Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Senin, 15 September 2014

ARTIKEL (Creative Writing)


INOVASI DAN KREASI: PEMANFAATAN LIMBAH SAMPAH MENJADI BARANG BEREKONOMIS TINGGI

Oleh : Abdi Sanjaya

            Sampah ada dimana-mana. Itulah yang membuat Indonesia menjadi salah satu  peringkat kedua sebagai penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta ton pertahun. Melihat hal itu Indonesia telah dibanjiri oleh sampah-sampah yang menggunung sehingga menjadi pemicu masalah. Permasalahan sampah di Indonesia antara lain semakin banyaknya limbah sampah yang dihasilkan masyarakat, kurangnya tempat sebagai pembuangan sampah, sampah sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara, menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
            Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar, karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak kesaluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah kesungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air, dan banjir.
            Banyaknya sampah yang menjadi permasalahan saat ini karena kurangnya kesadaran dari warga serta kurang inovatif dan kreatif dalam memilah sampah. Bahkan sebagian orang merasa jijik dan tidak peduli dengan sampah. Padahal, nyatanya sampah dapat diolah menjadi barang yang berguna. Adapun langkah positif untuk pengurangan sampah adalah melalui kampanye 3R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Namun, nyatanya hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan pertumbuhan sampah yang terus meningkat cepat perharinya.
Pertumbuhan sampah nampaknya lebih banyak pada produk plastik yang tidak diperkenankan untuk dipakai ulang. Kepraktisan penggunaan peralatan plastik dan banyaknya produk plastik yang tidak dapat dipakai ulang meningkatkan potensi limbah plastik yang semakin menumpuk di bumi kita tercinta. Padahal plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tesusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Yang harus dilakukan saat ini bukanlah memusuhi atau membuang sampah plastik, tetapi menemukan formula yang tepat untuk mempercepat proses penguraian plastik agar bisa kembali ke alam.
Tidak seperti limbah organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan, sampah anorganik yang berupa limbah plastik ini sangat sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Dari jutaan limbah plastik yang ada, hanya 13 persen yang di daur ulang, yaitu limbah plastik yang sebagian besar berasal dari pembungkus-pembungkus makanan dan minuman, kemasan serta botol minuman.
            Pemanfaatan limbah plastik merupakan suatu usaha yang menjanjikan bagi penyelamatan bumi, sekaligus dapat berdampak ekonomis positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan manajemen yang baik. Limbah plastik dapat dimanfaatkan diantaranya adalah sebagai biji plastik untuk membuat produksi plastik lain, maupun kerajinan unik bernilai tinggi dan bernilai ekonomis. Pemanfaatan limbah sampah baik sampah anorganik maupun organik secara kreatif merupakan suatu langkah cerdas yang dapat dilakukan mulai dari tingkat perorangan maupun kelompok.
            Pengelolaan limbah sampah dapat berupa sampah anorganik di antaranya styrofoam, plastik, kaleng, dan bahan gelas atau beling. Salah satu pengelolaan sampah anorganik adalah dengan cara proses daur ulang. Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar dapat dipakai kembali. Beberapa sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya plastik, gelas atau kaca, logam, dan kertas.
            Sampah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang baru seperti botol yang baru, vas bunga, cindera mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis. Sampah plastik dan kertas pun demikian. Sampah plastik dibuat beraneka ragam kerajinan seperti bunga, kasur, tas, dompet, tempat kue, topi, sandal, dan lain-lain. Sedangkan limbah kertas dapat dijadikan anyaman boneka kertas yang unik.
            Kerajinan tangan dari sampah kaca, plastik, maupun kertas dan semacamnya merupakan kerajinan yang bisa diolah menjadi barang yang bagus dan berharga. Bahkan hasil kerajinan tangan dari sampah tersebut dapat di jual ke dalam maupun ke luar negri. Pemanfaatan limbah sampah ini sangat menguntungkan, selain mengurangi pencemaran lingkungan, hasil kerajinan tangan dari sampah tersebut dapat mendatangkan uang yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
            Inovasi lain dari pengolahan limbah sampah menjadi barang yang berguna adalah dengan cara mengubah limbah sampah menjadi energi gas metan dan listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan limbah organik sisa-sisa pembuangan dari rumah tangga. Mengolah sampah menjadi gas metan nantinya akan dimanfaatkan dan dipakai oleh warga. Inovasi ini sangat berfungsi dan mutakhir sekali untuk mengurangi penambangan sumber daya gas alam.
            Limbah sampah organik juga dapat dijadikan pupuk kompos untuk tanaman, perkebunan, dan pertanian. Pengolahan pupuk kompos dari bahan organik seperti rumput-rumput dan dedaunan kering, sisa potongan sayuran dan buahan mengalami proses waktu yang cukup lama untuk dapat menjadi pupuk kompos, yaitu sekitar dua bulan. Pengolahan pupuk kompos ini hanya mengeluarkan biaya yang murah, cara pembuatannya pun sangat mudah. Petani sayuran yang membuat pupuk kompos sendiri tidak lagi mengeluarkan banyak biaya untuk membeli pupuk kimia yang mahal. Cukup dengan membuat inovasi sendiri, perkebunan menjadi subur dan bahkan mendatangkan uang dan hasil yang memuaskan nantinya.
            Dari berbagai macam inovasi pengolahan limbah sampah anorganik maupun organik menjadi berbagai kerajinan tangan, gas metan, dan pupuk merupakan hal yang inovatif untuk kebutuhan rumah tangga serta mengurangi pencemaran lingkungan. Selain melakukan pengolahan sampah menjadi barang jadi berekonomis tinggi, mengurangi limbah sampah juga dapat dilakukan dengan masterplan pengelolaan sampah. Menurut David Sutasurya, Seorang aktivis lingkungan dari Yayasan Pengembangan Biosanis dan Bioteknologi (YPBB) mengatakan, masterplan dapat mengatur pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga tempat pembuangan akhir, serta pengelolaan limbahnya seperti pengomposan untuk menjadi pupuk.
            Adapun masterplan sampah diantaranya yaitu mengatur hal ideal, seperti efisiensi produksi dengan desain barang yang bisa didaur ulang, melarang atau membatasi ketat peredaran kantong kresek dan botol air kemasan, dan menjadikan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) sebagai tempat daur ulang sampah. Kegiatan pengolahan dan pemilahan sampah juga harus digiatkan di lingkungan warga sekitar, begitupun dengan pengelola restoran dan hotel diwajibkan untuk memilah sampah. Guna dari hal tersebut agar Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) mudah di daur ulang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tetapi, dari beberapa inovasi untuk mengurangi masalah sampah, hanya sedikit orang yang melakukannya. Penggunaan plastik tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, salah satu ide bijak untuk mengatasi masalah sampah ini adalah dengan menggunakan plastik yang ramah lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar