Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Kampus Ku Untuk Indonesia Jaya

Minggu, 15 Mei 2016

TUGAS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

TUGAS: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Oleh:
Abdi Sanjaya (004135602653083)

Apa arti komunikasi antarbudaya bagi Anda?
Komunikasi merupakan segi kehidupan manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain melalui tindak komunikasi yang mereka lakukan. Komunikasi merupakan sarana yang paling vital, dengan kata lain manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa komunikasi dengan makhluk hidup lainnya. Seorang individu akan mengetahui siapa dirinya, karna mereka melakukan interaksi dengan individu lainnya. Dalam perkembangannya, komunikasi yang terjadi antara satu individu dengan individu yang lain belum tentu sama. Ketidaksamaan ini disebabkan karena latar belakang budaya yang berbeda. Budaya membawa dampak yang sangat besar dalam proses komunikasi. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi komunikasi antarbudaya.
Berbicara mengenai komunikasi antarbudaya, maka tidak lepas dari komunikasi orang-orang yang berasal dari budaya berbeda, khususnya seperti di Indonesia yang memiliki keberagaman budaya. Oleh karena itu, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Latar belakang budaya ini merupakan faktor penting dalam komunikasi antarbudaya dan akan mempengaruhi produksi pesan, tingkat umpan balik, dan efek yang mungkin terjadi.
Kemudian, komunikasi antarbudaya juga bisa diartikan sebagai komunikasi antara komunikator dengan komunikan yang sama-sama memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Dalam komunikasi antarbudaya terdapat komunikasi verbal dan nonverbal. Yang mana komunikasi verbal adalah suatu pesan yang diucapkan dalam bentuk bahasa. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia menyebabkan banyaknya perbedaan bahasa, dan membuat setiap daerah memiliki bahasa daerahnya sendiri-sendiri. Begitupun dengan komunikasi nonverbal. Setiap daerah pasti berbeda dalam memaknai simbol-simbol, baik itu mimik muka, gerak tubuh, dan lain sebagainya yang tertuang saat berkomunikasi, khususnya berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya.

Apa menurut pendapat Anda keuntungan untuk mengembangkan komunikasi antarbudaya?
Komunikasi antarbudaya merupakan sebuah kajian yang sangat relevan dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk. Ciri yang menandai kemajemukan tersebut adalah adanya keragaman budaya yang tercermin dari perbedaan adat istiadat, bahasa, suku bangsa, keyakinan agama, dan lain sebagainya. Sebagai seorang individu yang tinggal di Indonesia khususnya, dengan keberagaman budaya, mengembangkan komunikasi antarbudaya merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Begitupun halnya, mengembangkan komunikasi antarbudaya memiliki banyak keuntungan. Dengan belajar komunikasi antarbudaya kita dapat memahami budaya masyarakat lain. Hal tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif. Artinya, pemahaman dan penerimaan yang kita lakukan terhadap budaya yang dimiliki oleh masyarakat lain yang memiliki budaya yang berbeda manjadi satu dasar dalam membangun komunikasi yang efektif. Jika komunikasi antarbudaya tidak dikembangkan (seperti masyarakat Indonesia yang majemuk), bisa saja terjadi suatu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.
Salah satu persoalan besar tersebut, misalnya konflik antarkelompok/antaretnis maupun antaragama yang intensitasnya cenderung meningkat. Ketika pertikaian antarkelompok/ antaretnis, dan antaragama sudah mulai mereda, kemudian muncul kembali benih-benih permusuhan antarkelompok yang baru. Misalnya seperti Pemilihan Umum Kepala Daerah yang di maksudkan sebagai sarana memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin  mereka secara langsung, ternyata tidak lepas dari konflik. Ketidaksenangan antarkelompok juga dilakukan oleh pelajar maupun mahasiswa. Mereka melakukan tawuran massal untuk menyatakan kebencian satu sama lain. Di negri yang sudah merdeka inipun juga masih diwarnai dengan perang tradisional antar kampung dan antarsuku seperti  yang pernah terjadi di Jakarta dan di Papua.
Mengapa masih ada konflik dan kekerasan? Sebab, dalam perspektif komunikasi antarbudaya, selama ini kita belum atau tidak pernah menjalin interaksi antarbudaya secara efektif. Oleh karena itulah, komunikasi antarbudaya perlu dikembangkan, diterapkan, dan dipahami untuk terciptanya keakraban antara pihak-pihak yang berinteraksi, dan kedua belah pihak juga bisa saling menghargai perbedaan-perbedaan latar belakang budaya. Kita dapat mengerti dan memahami tentang peranan komunikasi antarbudaya ini ketika kita belajar komunikasi antarbudaya. Karena pada saat kita belajar tentang komunikasi antarbudaya, kita dapat mengetahui fungsi komunikasi antarbudaya tersebut.
Dengan mengembangkan komunikasi antarbudaya, kita sebagai makhluk sosial yang bergaul dan berinteraksi dapat memahami budaya orang lain dan dapat membantu hidup kita ketika berinteraksi dan bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Selain itu, keuntungan mengembangkan komunikasi antarbudaya juga kita dapat menyatakan identitas sosial diri kita. Identitas sosial tersebut dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal maupun nonverbal. Dengan bahasa itulah orang akan tahu identitas diri dari seorang individu.
Kemudian, dengan mengembangkan dan belajar komunikasi antarbudaya juga dapat menambah pengetahuan untuk memahami budaya lain. Misalnya seorang komunikator akan bertambah pengetahuannya tentang budaya lain dari komunikan yang berasal dari latar belakang yang berbeda saat melakukan tindak komunikasi. Begitupun sebaliknya, seorang komunikan akan bertambah pengetahuannya tentang budaya lain dari komunikator.
Selanjutnya, keuntungan lain dalam mengembangkan komunikasi antarbudaya adalah untuk menyatakan integrasi sosial. Artinya menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi maupun antarkelompok, namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Dalam komunikasi antarbudaya, karena setiap tindak komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan dari latar belakang yang berbeda, maka selalu melibatkan perbedaan budaya di antara dua partisipan komunikasi tersebut.
Oleh karena adanya keterlibatan latar belakang budaya yang berbeda inilah, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Maka, dari penjelasan diatas tersebut, komunikasi antarbudaya sangat penting diterapkan untuk tujuan komunikasi yang efektif antara komunikator dan komunikan, khususnya di ruang lingkup Indonesia yang memiliki keberagaman budaya agar tidak terjadi perselisihan antarkelompok, etnis, ras, suku, maupun agama.

Apakah komunikasi antarbudaya bisa dalam beberapa hal? Membahayakan? Jelaskan!
Komunikasi antarbudaya tidak hanya sebatas penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan yang memiliki budaya berbeda, tetapi juga bisa dalam beberapa hal terkait komunikasi verbal dan nonverbal dalam komunikasi antarbudaya. Kedua bentuk komunikasi ini mempunyai peranan yang sama dalam komunikasi antarbudaya. Artinya, komunikasi verbal banyak digunakan dalam komunikasi antarbudaya, begitu juga komunikasi nonverbal. Banyak simbol-simbol dan isyarat nonverbal lainnya yang digunakan dalam komunikasi antarbudaya.
Seperti yang di katakana Singer, kebudayaan didefinisikan sebagai sebuah pola pembelajaran, persepsi hubungan dalam kelompok yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, sikap, nilai-nilai, sistem kepercayaan, sistem ketidakpercayaan, dan tingkah laku  (Darmastuti, 2013). Hal tersebut juga berlaku dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi verbal, nonverbal, nilai-nilai, sistem kepercayaan dan tingkah laku. Hanya saja, tidak jarang komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal ini menimbulkan banyak masalah dalam komunikasi antarbudaya. Hal ini disebabkan karna perbedaan persepsi dan perbedaan makna yang muncul dalam komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal.
Adapun hal terkait dengan komunikasi verbal dan sangat mempengaruhi dalam komunikasi antarbudaya adalah dialek, logat, aksen maupun bahasa gaul yang dimiliki oleh masyarakat kita. Biasanya, orang-orang yang punya latar belakang sosial budaya yang berbeda lazimnya akan berbicara dengan cara yang berbeda. Perbedaan logat, aksen, dialek, intonasi, kecepatan, volume merupakan perbedaan yang seringkali muncul dalam komunikasi antarbudaya.
Selain itu, komunikasi verbal lainnya yang sering digunakan dalam komunikasi antarbudaya adalah nama. Nama digunakan sebagai symbol dalam komunikasi verbal. Menurut Deddy Mulyana, nama diri sendiri adalah symbol pertama dan utama bagi seseorang (Darmastuti, 2013). Dalam masyarakat, nama dapat digunakan untuk melambangkan status yang dikehendaki oleh orang tua. Nama pribadi adalah unsur penting identitas seseorang dalam masyarakat, karena interaksi dimulai dengan nama dan hanya kemudian diikuti dengan atribut-atribut lainnya.
Selain komunikasi verbal, dalam komunikasi antarbudaya yang sering digunakan adalah komunikasi nonverbal. Makna atau simbol dalam komunikasi nonverbal merupakan suatu hal yang sangat penting dalam komunikasi antarbudaya. Ketidaktepatan memberikan makna dalam komunikasi nonverbal seringkali menimbulkan miskomunikasi, salah satunya adalah bahasa tubuh. Misalnya komunikasi nonverbal “gerakan kepala”. Di Indonesia, anggukan kepala memiliki makna “iya” atau “setuju”. Sedangkan di beberapa negara, anggukan kepala malah berarti “tidak”, seperti di Bulgaria, sementara isyarat untuk “ya” di negara itu adalah menggelengkan kepala (Mulyana, 2003).
Kemudian komunikasi nonverbal “isyarat tangan”. Isyarat tangan sering sekali kita gunakan dalam komunikasi yang dilakukan sehari-hari. Di Indonesia, isyarat dengan mengacungkan ibu jari artinya “sangat bagus” atau “oke”. Namun, di daerah lain seperti di Iran, mengacungkan ibu jari itu menunjukkan makna penyerangan (Purwasito, 2002). Begitupun dengan ekspresi wajah atau tatapan mata. Pemahaman tentang kontak mata antara daerah yang satu dengan daerah lainnya memiliki arti yang berbeda-beda. Penampilan fisik pun demikian, sentuhan, posisi duduk, dan cara berjalan pun bisa digunakan dalam komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh dalam budaya Melayu, apabila berjalan di depan orang yang sedang duduk, maka kita harus menundukkan 90 derajat badan kita dengan posisi tangan menjulur ke bawah. Begitupun juga, dalam budaya Melayu, kita tidak diperbolehkan berjalan melangkah makanan dan tidak diperbolehkan makan sambil barkata “aduh”.
Terkait penjelasan di atas, sebenarnya komunikasi antarbudaya akan membahayakan jika tidak diterapkan atau dikembangkan, sebab kesalahpahaman seseorang dalam memaknai suatu pesan, baik verbal maupun nonverbal akan mengakibatkan miskomunikasi dan berdampak negative terhadap suatu masyarakat tersebut. Lalu, jika komunikasi antarbudaya tidak diterapkan secaya efektif, maka golongan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya akan mengalami perbedaan persepsi yang menimbulkan kesalahpahaman.
Perbedaan persepsi atau kesalahpahaman ini bukan hanya disebabkan karena perbedaan bahasa daerah antara satu dengan daerah lainnya. Kondisi ini juga terjadi manakala terjadi antara bahasa daerah dengan bahasa Indonesia yang mengalami perbedaan pemaknaan terhadap satu kata yang digunakan. Oleh karena itulah, komunikasi antarbudaya merupakan kajian yang sangat penting dalam kehidupan dan perlu dipelajari agar tidak ada kesalahpahaman antara satu budaya dengan budaya lainnya.

Referensi:
Darmastuti, R. (2013). Midfullness dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta.
Mulyana, D. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwasito, A. (2002). Komunikasi Multikultural. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar